Ikbal Tawakkal bersama Rahma istrinya (kerudung biru), Haikal (digendong), Ibu Mertunya dan Fina (menggendong si kecil Faqih) |
Ikbal adalah sepupu saya yang terkoneksi dari Kakek dari garis nasab ibuku. Sedikit flash backnya, ibuku memiliki ayah yang menikahi sepupu kakeknya Ikbal. Kala itu, Kakek Muhammad Isya, mengajar di sebuah Madrasah di Desa Linduk dan Tembakang Kecamatan Pontang yang jaraknya cukup jauh dengan kampung Nenek, sehingga untuk melaksanakan tugas tidak mungkin ditempuh dari rumah Nenek di Desa Tirtayasa. Namun saat itu konon Nenekku tidak mau pindah bersama ke Linduk. Lalu diberikanlah ijin pada Kakek untuk menikah lagi dan mendapatkan kenyamanan sepatutnya selama hari-hari di Linduk.
Sebenarnya jarak anatar Desa Linduk Kecamatan Pontang dengan Desa Tirtayasa Kecamatan Tirtayasa bisa dibilang tidak jauh, mungkin sekitar 20-an kilometer. Namun sebutan jauh dan dekat ini di kampungku bukan mengacu pada jarak, terlbih pada saat masa itu. Jauh dan dekat sebuah jarak di kampungku lebih ditentukan oleh waktu tempuh.
Pada masa setelah kemerdekaan alat transportasi dan jalanan sangatlah berbeda jauh dengan masa sekarang. Kakek hanya memiliki sepeda tua. Jalanannya sama sekali tidak ada aspal. Terlebih jika musim hujan, sangat licin dan berlumpur. Demikian juga keamanan kala itu. Konon kata Nenek, Kakek juga saat itu sudah memiliki keluhan rematik, suka sering pegal-pegal.
Kembali ke Ikbal, dia menjadi istimewa karena dialah salah satu keluarga besar kami yang berhasil menempuh sekolah ke luar negeri di usia muda. Ikbal mendapat undangan kuliah di Libya. Jika teman-teman sempat ngobrol, pasti dia sangat fasih mengenal Libya era Muammar Qadafi. Saat ini Ikbal baru menyelesaikan Program S2 Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada, sehingga kami punya kesempatan sering ketemu karena sama-sama tinggal di Jogja.
Haikal bersama Fina saat kunjungan Ikbal ke Nibras Jogja sebelumnya |
Related Post:
Bunda Vito Tindak Jogja
Kunjungan Keluarga Ikbal Ke Nibras Jogja
Tulisan keren. Coba tuh Paman Prof. Syah dibuat tulisan, sepertinya lebih marketable. 💪💪🙅
BalasHapushahaha. Kang Endang, saya jd pengen tahu persis hubungan darah diantara kita
BalasHapusMohon maaf baru sempat baca. Tulisan yang bagus! 👏👏👏
BalasHapus