Sengaja kaya di"boost", judul artikel ini Ahirnya Mandor Kasman Bikin Blog di Blogspot, seperti disengaja mengesankan nge-blog di Blogspot itu sesuatu yang dipikirkan banget. Hanya saja, kenyataannya memang begitu. Hampir dua tahun lamanya saya sudah pernah mempertimbangkan membuat situs pribadi di Blogspot. Dua orang teman semasa kuliah dulu sudah mendorong saya memanfaatkan memakai web gratisan ini. Seorang teman benar-benar seorang Blogger yang mendapatkan penghasilan sangat baik dari aktifitas menulis blog, dan seorang teman lagi yang relatif sudah jadi orang kaya dari cara promosi menggunakan Blogspot. Terus, saya juga pengen menyebut Mas Berto di SB1M yang menyarankan bikin artikel menulis dengan mudah pakai gaya menulis pede apa adanya sesuai yang saya rasakan dan jalani dari aktifitas sehari-hari. Sebuah artikel yang lahir dari teknik yang disebut Mas Berto sebagai Teknik Portofolio (portefeuille.).
Nah, saya sih terus terang pengen menyebut gaya nulis saya ini sebagai gaya blak-blakan, semacam gaya tulisan yang pernah saya baca pada buku auto biography Soe Hok Gie. Meski begitu, semoga saya ngga telanjang banget dalam segala hal, karena saya sadar ada tanggung jawab dari setiap kalimat yang melompat mejeng di blog ini.
Menulislah, Biarkan Alam Raya Mengambil Manfaatnya. Sedikit saran dan pesan yang saya ingat dari teman pertama yang memilih jalan hidup sebagai Blogger adalah memulailah nge-blog dengan caramu sendiri. itu saja pesannya. Cara sendiri dimulai dari bagaimana cara memulai belajar membuat situs blog, tujuan design dan membuat blog, juga yang terpenting pilihan isi dari blog. Yang penting nulis.
Demikian motivasi teman ini (sebut nama ngga yah.. ah ntar aja deh. Hawatir dikira numpang ngetop...). Intinya sih dari obrolan panjang kami bersama berinteraksi lebih dari 5 x 24 jam itu saya ringkas pesannya seperti ini: Menulislah, biarkan alam raya mengambil manfaatnya.
Sungguh selalu terngiang pesan itu, namun dua tahun lamanya saya hanya membiarkannya mendengung di kepala, sampai ahirnya kemarin saya putuskan membuat blog ini. Dan seperti biasa, kalau saya bisa agak panjang menuliskan kesan saya tentang dia itu karena saya sedang kangen. Sudah 2 tahun lamanya dia tidak berkunjung dan sulit pula kemana saya harus mengunjunginya. Dia lebih suka masuk ke daerah pedesaan, bahkan sampai jauh dari pulau Jawa.
Saya pecinta facebook. 2010 saya mulai mengenalnya, dan ini perkenalan intens saya dengan internet. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan kenaifan yang menyelimuti, saya hanya membuka facebook disaat punya koneksi internet. Lainnya tidak lama, seperti kaskus dan portal berita online.
2014 saya punya akun twitter, seiring dengan trend bbm dan hape blackberry yang sangat kondang. Memakai akun twitter karena terdorong kang Sidik Abas yang selalu terlihat banyak sharing informasi keren di grup BBM. Seperti hingga saat ini, twitter sering digunakan sebagai media sharing dari blog atau situs. Jadi saya twiteran karena terasa lebih "ilmiah" dibanding facebookan yang sudah mulai ramai diisi status jualan dan digemari juga anak-anak saya yang mulai kenal sosial media. Facebook buatku saat itu sudah ngga keren, jadi akun Mandor Kasman lebih sering nganggur tanpa status.
Namun facebook adalah cinta pertamaku, jadi boleh serong ke sosial media lainnya, tapi rasanya facebook selalu ngangenin. 2015 saat saya mendapatkan nasihat teman yang sudah sukses memanfaatkan blog untuk alat mencari nafkah, saya kembali menekuni facebook. Apalagi pada tahun ini lagi kondangnya trend facebook ads yang notabene sangat berkaitan dengan dunia membantu istri berjualan gamis nibras di Jogja.
Lengkap sudah, selain karena facebook cinta pertamaku, urusan bantu istri jualan gamis nibras yang notabene "boss" saya bekerja selama di Jogja, bulat sudah tekad kembali nyemplung ke facebook, bahkan comeback ini jauh lebih "penuh seluruh". Kisaran 12 jam sehari saya habiskan untuk membuat status, mengomentari komentar, klik like disana sini dan bikin ratusan fanpage, sebelas akun facebook. Mungkin selama 7 bulan pertama kembali ke facebook, rata-rata 10 jam per hari dalam 7 hari sepekannya, saya ada hadir dihadapan facebook.
Apa yang saya dapatkan dari facebook dengan cinta penuh seluruh yang saya curahkan? Bahagia! Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, bahagia adalah dapat uang dan dapat teman. Itulah "balasan" yang pernah diberikan facebook.
Facebook yang saya kelola semua demi mendapatkan teman yang diberi pemahaman agar tahu bahwa istri saya siap melayani pembeli gamis dan hijab nibras. Begitu cara yang saya lakukan untuk mendapatkan uang dan sahabat. Kata kang Dewa Prayogamah, sharing-sharing dahulu selling-selling kemudian. Kata Bang Jendral senada juga kayanya, help-help ajah.. bantuin teman yang pengen dapetin gamis bagus dan syar'i.
Saking senengnya bisa dapat uang dari jualan pakai facebook gratisan dan berbayar, saya sempat nyebutin jika orang lain merencanakan harta warisan dalam bentuk tanah luas atau gedung tinggi, ijinkan sayamah menambahkan satu hal lagi yang akan menjadi warisan berharga, yaitu sejumlah akun facebook.
Namun facebook adalah facebook, seperti cinta pertamaku kepada seorang gadis manis teman sekolah dasar dulu, masih berteman namun tidak bisa diandalkan jadi aset. Di penghujung 2016, saya sangat tersentak dan terkoyak saat 3 akun facebook andalanku diblokir.
facebook adalah seperti pemilik keputusan orang tua mantan pacarku pada anaknya, tidak bisa diintervensi! Dia maha penentu bagaimana caranya memacari anak gadisnya. Seperti itulah ilustarsi yang bisa saya tuliskan. Hahaha...
Repotnya Facebook selalu punya aturan baru sesuai kebutuhan pasar dan tekanan regulasi negara. Facebook bisa ngapain ajah dan tidak selalu bisa memuaskan semua pemilik akun yang menggunakannya, hususnya pemilik akun seperti saya yang suka ugal-ugalan mengeksplorasinya. Singkat kata, saya mulai sadar perlunya punya web authority. Sebuah situs dengan kewenangan penuh di tanganku, yang vendornya tidak sering ganti kebijakan baku dan pemanfaatannya bisa saya perlakukan dengan semau gue. Terima kasihku untuk Mas Berto di SB1M.
Di web authority pertama yang saya bangun ( http://nibrasterbaru.net/ ) berbeda hak dan status saya dibandingkan dengan di facebook. Akun saya di facebook dengan beraneka informasi yang sudah lama disiapkan agar setiap saat tersaji untuk pelanggan, oleh facebook semua kontens itu hanyalah sebagai penumpang gratisan, kudu nurut semua aturan pemiliknya, sehingga bisa ditenggelamkan atau diturunkan di mana saja kapan saja. Kalau ngeyel bikin upaya rekayasa melawan aturan, ya bahkan di banned itu ujungnya.
Jelas beda, bersama nibrasterbaru.net saya merasa benar-benar merasa aman membangun aset, sepanjang hari menabung artikel, karena feed dan url yang dilahirkan tidak akan terhapus selagi saya masih bayar sewa hosting ke vendornya. Itulah pintu masuk para pelanggan membeli dan mengetahui semua model terbaru jualan istri saya, gamis dan hijab nibras.
Saya baru paham seaslinya perbedaan facebook atau situs sosial media dengan web authority, begitu!
Namun jangan lupakan facebook yah.., facebook adalah mantan terindah... bagaimanapun kadang masih layak buat dapatin inspirasi. Coba simak data dari pak Dirjen ini: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.
Sumber:
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker
Pasti, facebook adalah seperti mantan terindah, berteman saja sebaik-baiknya, namun dia bukanlah aset kita. Yess...!!! Hahahaha.
Lantas kenapa ngeblog disini?
Kan ini web gratisan juga?
Ngga apa kalau Blog...
Anggap saja web authority adalah istri dan blog gratisan adalah pacar.
Dan seperti kata Almarhum Om Rendra, istri adalah makanan utama. Pacar adalah lauk pauknya. . Ok sip gas poll..?
Menulislah, Biarkan Penerbit Yang Menemukannya Teman kedua, dia sudah kaya dari cara promosi gratisan pakai Blogspot. Keren. Dibalik tampang sangat sederhananya, saya ngga nyangka saat dikenalkan oleh seorang teman tentang keahlian teman satu ini dalam mengembangkan bisnisnya dengan promosi yang "sederhana" dan relatif gratisan. Sebuah promosi gratisan yang menghasilkan laba ratusan juta setahunnya. Percaya deh, karena soal pilih gratisan ini menjadi "brand"-nya: selagi ada yang gratis kenapa harus pilih yang bayar..!
Menulislah, Biarkan Blogspot Yang Menerbitkannya Saya pengen mengusulkan agar Blogspot menuliskan kampanye seperti ini: Solusi Menulis Dan (sekaligus) Menerbitkannya.
Bagian terahir postingan ini, saya lampirkan gambar screnshot laman statistik di Blog ini, sebuah catatan data pengunjung yang ternyata sudah tersedia disiapkan Blogspot. Sungguh semula saya pikir ini widget husus yang harus dipasang repot, ternyata oh ada dengan otomatis... Saya tampilkan ini karena saya suka data, namun saya tidak suka data yang rempong. Prinsipnya saya jadi tahu ada yang datang berkunjung.
Duh sampai sini, ternyata judul post ini bukan sekedar Ahirnya Mandor Kasman Bikin Blog di Blogspot, mungkin tepatnya ngeblog dan jadi ngerasa asyik. Setelah klik sana klik sini semaunya, ternyata ada tampilan data statistik yang lebih bikin menarik, coba lihat agak detil dan klik semua teks yang mengandung "nyala" pengen di klik. Itu asyik banget karena ternyata menuju akun pengunjung blog. Saya memang sudah sekali nge-share link ini ke akun Facebook istri. Eh datang pengunjung meski belum dapat follower blog. Fasilitas ini jadi asik buat jadi tahu dari arah mana angin membawa kumbang datang mencium bunga.. hehe.
Saya Suka Data Namun Bukan Data Yang Rempong Ada dua pilihan melihat kenyataan, kenyataan asli apa adanya, dan kenyataan seolah-olah... hehe. Blogspot rupanya berfikir seperti itu. Pada data traffic saya suka kenyataan yang apa adanya, jadi saya rubah stelan untuk mengabaikan berapa kali sehari saya mengunjungi blog ini.
Cara ngerubahnya gampang banget.. biasa.. initinya modal Klak Klik ajah... Saya pengen jumlah pengunjung yang nyata saja, sebuah kenyataan yang nyata, ngga pakai cara jumlah pengunjung dikurangi dulu berapa kali saya sendiri berkunjung baru ketauan pengunjung yang nyata. Dan tentu saja ini penting buat saya, karena saya suka data namun bukan data yang rempong.
Artikel Terkait:
Blog Sebagai Media Jurnalisme Klik Disini
Kesimpulan, saya akan mempertimbangkan judul artikel ini untuk diganti menjadi Ahirnya Mandor Kasman Bikin Blog di Blogspot dan Ternyata Asyik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Tanggapannya